Kesimpangsiuran ini bukan soal persamaan kata nama dan istilah dari daerah satu dengan daerah lainnya, namun juga sampai pada perbedaan mengenai bentuknya.
Sebagaimana ditunjukkan di muka, bahwa format keris melambangkan maksud dan permohonan tertentu dari sang Empu, karenanya keris lurus bahkan secara biasa mempunyai makna dan maksud tertentu pula.
Oleh sang Empu, keris lurus dimaksudkan membawa perlambang permohonan pada Yang, supaya pemilik keris lurus ini nantinya menerima berkah Yang, menjadi orang yang teguh hatinya, tak mudah tergoda, tak mudah terpikat bujukan, sifat-sifat lugu, wajar, tak neko-neko, apa adanya, dan mencerminkan kesederhanaan. Sebagian orang juga mengartikan format dhapur keris lurus melambangkan \\”Ular Bertapa\\” atau Ulo Tapa.
Untuk mengetahui apa saja 200 Keris Pusaka Paling Dicari lebih-lebih dahulu anda seharusnya memahami dapur keris pusaka. Dapur Keris yaitu Wujud atau Nama pada sebilah Keris, Segala Keris mempunyai Dapur. Bentuknya Keris Dapur Nogo Sosro, Sabuk Inten, Sengkelat, dan sebagainya. yang semuanya mempunyai ciri khusus, semisal Keris Sengkelat yaitu Keris Luk 13 dengan Sogokan, Kembang Kacang, Jalen dan Lambe Gajah. Adapun nama nama Dapur Keris Pusaka diantaranya :
Dhapur Keris Pusaka Lurus
Keris lurus tak sama dengan keris berluk satu, keris lurus tak mempunyai luk. Dalam bahasa Jawa sering disebut dengan istilah \\”Dhuwung Leres\\”. Wujud Dhapur keris lurus ini banyak sekali. Terbanyak diperbandingkan dengan keris luk manapun, sebab banyaknya, pada keris lurus inilah, banyak pula terjadi kesimpangsiuran soal nama dhapur.
Related
Nama Empu-Empu Keris Pusaka Keraton Medhangkamulan, Keraton Purwacarito, Keraton Kedhiri, Keraton Pengging, Keraton Jenggala, Keraton Pajajaran dan Keraton Majapahit
Empu Tangguh Nom-Noman dari Surakarta
Pertempuran Dua Palinglima Terhebat Nusantara, Kebo Iwa dan Gajah Mada
Dhapur Tilam Upih
Ricikan : gandhik pulos, pejetan, tikel alis. Dhapur Tilam Upih ini, ada yang menyebut Tilam Pethak dan ada pula yang menamakannya dhapur Tilam Putih.
Dhapur Tilam Sari
Ricikan : gandhik polos, pejetan, tikel alis dan kruwingan, namun ada sebagian anggapan bahwa Dhapur Tilam Sari mempunyai ricikan gandhik polos, pejetan, kruwingan, dan greneng.
Dhapur Jalak Tilam Sari
Ricikan : gandhik polos, pejetan, tikel alis dan thingil. Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa dhapur Jalak Tilam Sari itu tak ada, yang ada hanya Jalak saja atau Tilam Sari saja.
Dhapur Jalak
Ricikan : bilah agak pendek, lebar, gandhik polos, pejetan, tikel alis dan sogokan sepasang. Ada pula dhapur Jalak yang menggunakan thingil, yang paling populer yaitu Jalak Budha, yaitu keris dapur Jalak buatan jaman Budha yang usianya kurang lebih 1.000 tahun lebih.
Dhapur Brojol
Ricikan : gandhik polos tanpa ricikan, lazimnya yang keris yang tua agak pendek dan lebar serta tipis bilahnya. Keris berdhapur Brojol pada lazimnya mempunyai pamor simpel, namun keris muda, pamornya agak bermacam-macam tipe.
Dhapur Bethok
Ricikan : gandhik polos, namun ukurannya agak panjang, tikel alisnya pendek, bilahnya lazimnya agak pendek, lebar dan tipis. Keris dhapur Bethok ini, sepintas lalu mirip keris dhapur Jalak, bedanya hanya terletak pada sogokan serta thingil.
Dhapur Semar Bethak
Ricikan : gandhik berlubang pada bagian agak sebelah bawah, polos, hampir sama dengan keris dhapur Bethok, namun gandhiknya agak lebih pendek. Ada sebagian orang yang menyebut dengan istilah Semar Pethak atau Semar Putih.
Dhapur Pinarak
Ricikan : gandhiknya tergolong panjang sekali, mempunyai sepasang sogokan, format bilahnya agak aneh. Kerisnya cenderung membungkuk, seperti format bilah pedang Suduk Maru, namun ke dua sisi bilah tajam. Dhapur Pinarak lazimnya juga hanya terdapat pada keris tua.
Dhapur Mahesa Lajer
Ricikan : gandhiknya polos, panjang, ada pejetan, sebagian menggunakan greneng. Ada sebagian orang yang menyebutkannya dhapur Kebo Lajer, ada pula yang menyebutnya Kebu Lajer. Pada lazimnya bilahnya lebar, namun panjangnya normal.
Dhapur Mahesa Teki
Ricikan : gandhik panjang, ada kembang kacang yang lokasinya agak ke atas lambe gajah tiga, bilahnya agak lebar, pajang normal. Mahesa Teki biasa juga disebut dengan dhapur Kebo Teki, kembang kacangnya lazimnya agak kecil.
Dhapur Ron teki
Ricikan : gandhiknya panjang, pakai kembang kacang dan lambe gajah, sogokan satu, hanya di bagian depan saja. Ukuran bilahnya normal, dhapur Ron Teki ini pada lazimnya terdapat pada keris-keris tua, jarang keris muda yang dhapurnya Ron Teki.
Dhapur Laler Mengeng I
Ricikan : gandhik panjang, namun tak sepanjang gandhik keris dhapur Pinarak. Gunakan kembang kacang, pogok. Nama dhapur Laler Mengeng ini agak simpang siur, berikut kami muat juga dhapur Laler Mengeng versi satu lagi, entah mana yang benar.
Dhapur Laler Mengeng II
Ricikan : gandhik biasa, pakai pejetan, pakai kembang kacang, namun format kembang kacang itu tak normal. Ia melingkar menghadap ke atas. Ukuran bilahnya lebar, semuanya normal. Susah untuk mempertimbangkan di antara kedua dhapur ini yang benar, sebab keris ini langka.
Dhapur Jalak Sumelang Gandring
Ricikan : gandhik polos ukuran normal, sogokan hanya satu di depan, sraweyan, greneng. Namun ada pula yang tak menggunakan sraweyan, namun menggunakan thingil. Keris Jalak Sumelang Gandring ini yaitu keris familiar dalam dongeng keris jaman majapahit.
Dhapur Sampai Muyeng
Ricikan : gandhiknya normal, polos, sogokan hanya satu di depan saja. Gunakan Srawean dan Ri Pandan. Keris dhapur Sampai Muyeng disebut pula keris dhapur Sampai Munyeng. Keris dhapur ini juga sering disebut-ucap dalam legenda dan dongeng perihal keris.
Dhapur Marak
Ricikan : gandhik normal, polos, sogokan hanya satu di depan, pakai greneng komplit, meskipun bentuknya simpel, keris dhapur Marak ini tergolong langka. Sogokan satu di depan yang terdapat pada keris dhapur Marak dan lazimnya tak begitu dalam.
Dhapur Mayat Miring
Ricikan : gandhik polos ukuran normal, sogokannya juga hanya satu, namun di bagian belakang. Biasanya pakai gusen, namun ada juga yang tak. Dhapur seperti ini ada pula yang menyebut dhapur Mayat Miri.
Dhapur Lar Ngantap
Ricikan : gandhik normal, polos, sogokan dua, panjang sekali sampai ke dekat ujung bilah. Kecuali itu tak ada ricikan lainnya. Ada pula yang sogokannya itu, panjangnya 5 cm dari ganja ke bilah.
Dhapur Dungkhul atau Dhukul
Ricikan : tikel alis, gandhik polos, sogokan satu depan, ganja kelap lintah. Biasanya bagian gandhiknya agak lebih panjang diperbandingkan dengan dhapur Tilam Upih. Keris berdhapur Dungkul ini punya sifat menentramkan, baik dipakai oleh orang yang pemarah dan suka nekad.
Dhapur Panjinom
Ricikan : gandhik polos, pakai tikel alis, sogokan dua, sraweyan dan greneng. Dhapur Panjinom ini, juga ada yang menyebutkan Panji Anom, ada juga yang mengatakan Panjinem. Biasanya keris dhapur Panjinom ini, bilahnya agak tebal, nggigir limpa.
Dhapur Mangkurat
Ricikan : gandhik polos ukuran biasa, pakai sogokan dua, pakai gusen, sraweyan, dan ri pandhan. Dhapur ini juga ada yang menyebut Amangkuratan atau Mangkuratan. Bilah kerisnya, pada lazimnya juga agak tebal, nggigir limpa atau nggigir kebo.
Dhapur Panji Penganten
Ricikan : gandhiknya polos, ukurannya normal, pakai sogokan dua, sraweyan dan rondho nunut. Jadi sepintas lalu mirip sekali dengan keris dhapur Panjinom. Dhapur Panji Penganten ini, tergolong jarang ditemui, langka.
Dhapur Jalak Sangu Tumpeng
Ricikan : gandhik polos, ukuran normal, sogokannya dua, sraweyan dan thingil. Namun pada keris tua, thingil ini sering sudah aus, sehingga tak begitu jelas. Keris dhapur Jalak Sangu Tumpeng ini populer sebab diandalkan membawa tuah mempermudah mencari rejeki.
Dhapur Kelap Lintah
Ricikan : hampir sama dengan ricikan pada dhapur Brojol, yaitu ghandiknya polos, pejeten, tanpa ricikan lain. Pertanda lebih-lebih yaitu ganjanya yang berbentuk kelap lintah. Ujung-ujung ganjanya mencuat ke atas, dhapur Kelap Lintah ini biasa dipakai oleh prajurit atau seorang pemimpin.
Dhapur Yuyu Rumpung
Ricikan : gandhik panjang di belakang, panjang sekali, hampir separuh bilah. Bagian yang biasa terdapat gandhik, justru tajam. Ganjanya kelap lintah. Sepintas tampak seperti pedang dapur Suduk Maru, yang pendek kecil. Dhapur Yuyu Rumpung ini termasuk jarang dan langka.
Dhapur Condong Campur
Ricikan : pakai kembang kacang, lambe gajah, sogokannya hanya di depan, namun panjang sampai ujung bilah, pada bagian bilah ada gusennya. Keris dhapur Condong Campur ini, lazimnya hanya dimiliki oleh mereka yang menduduki posisi dan jabatan pimpinan, termasuk dhapur keris yang langka.
Dhapur Jaga Upa atau Jaka Upa
Ricikan : mirip dengan ricikan Tilam Upih, gandhiknya polos, pejetan, tikel alis dan pakai sogokan dua, pendek, sogokan ini hanya separuh dari panjang sogokan yang normal. Panjang bilahnya juga normal, keris berdhapur Jaka Upa ini, lazimnya juga dipakai oleh kalangan prajurit.
Dhapur Karna Tinanding
Ricikan : format bilah simetris, namun konsisten condong ke depan, kembang kacang dua, komplit dengan lambe gajah dan jalen, mempunyai dua sogokan yang simetris. Ganja Karna Tinanding ini tak menggunakan sirah cecak , kedua ujungnya meruncing, yaitu buntut yang berbentuk uceng mati.
Dhapur Sepang
Ricikan : format bilah juga simetris, namun tanpa kembang kacang, tanpa sogokan, jadi kedua tepi bilah pada bagian sor-soran manajam. Ganjanya juga mirip ganja dhapur Karna Tinanding, namun ada sebagian tipe dhapur Sepang yang ganjanya yaitu ganja wilut.
Dhapur Regol
Ricikan : format bilah masih konsisten simetris dengan dua gandhik polos, pejetannya melebar sehingga gandhiknya sempit, ukuran panjang gandhiknya normal. Kecuali itu, tanpa ricikan apa-apa. Dhapur Regol ini jarang ditemui, tergolong langkah. Dhapur Regol lazimnya mempunyai fungsi sebagai penjaga.
Dhapur Jalak Ruwoh atau Jalak Nguwuh
Ricikan : gandhik polos, panjangnya normal, ada thingil, pejetan dan gusen, bagian ada-ada tampak jelas mengalir sampai ke ujung bilah, tanpa tikel alis. Dhapur Jalak Nguwuh ini sering dikelirukan dengan dhapur Tilam Sari. Tergolong dhapur keris yang langka.
Dhapur Sempaner atau Sempana Bener
Ricikan : kembang kacang, lambe gajah, jalen, tikel alis dan ri pandhan. Dhapur sempaner ini di daerah jogjakarta ke barat biasa disebut dengan sebutan Sempana saja. Dhapur Sempaner ini sering ditemui sebab jumlahnya relatif cukup banyak. Sebagian dhapur Sempaner tak hanya pakai ri pandhan, namun greneng komplit.
Dhapur Jalak Dhinding
Ricikan : gandhik polos, ukuran normal, pakai pejetan dan thingil serta gusen, tanpa tikel alis. Sepintas lalu dhapur jalak Dhinding ini mirip dengan keris dhapur Tilam Sari. Perbedaan utama terletak pada gusen. Biasanya bilah kerisnya berukuran tebal.
Dhapur Jalak Ngore
Ricikan : gandhik polos, pejetan, sraweyan dan greneng, tanpa tikel alis. Dhapur Jalak Ngore inipun mirip dengan Tilam Sari. Bilahnya tipis, dhapur keris ini jarang ditemui pada keris-keris tua, lazimnya bilahnya juga agak tebal.
Dhapur Jalak Ngucup Madu atau Jalak Madu
Ricikan : gandhik polos, ukuran normal, pejetan dan greneng, pakai sogokan satu di depan, sogokan ini tak terlalu dalam dan agak pendek, pakai tikel alis. Jalak Madu juga tergolong dhapur keris yang langka, jarang ditemui.
Dhapur Jamang Murup
Ricikan : ghandik polos, ukuran normal, pakai pejetan, sogokan dua namun pendek, ukuran sogokannya hanya sekitar separuh dari ukuran normal. Ricikan lainnya tak ada, dhapur Jamang Murup banyak ditemui pada keris-keris tangguh pajang, keris dhapur ini termasuk juga keris langka.
Dhapur Mendarang atau Mundarang
Ricikan : kembang kacang, lambe gajah dua, pakai sogokan dua, jalen, sraweyan dan greneng komplit. Sepintas lalu mirip dengan dhapur Sampai Misani. Dhapur Mundarang ini biasa dipakai oleh prajurit.
Dhapur Tumenggung
Ricikan : kembang kacang, lambe gajah satu, jalen, sraweyan, greneng, tanpa sogokan. Sepintas lalu mirip dengan dhapur Mundarang. Dhapur Tumenggung ini biasa dipakai oleh mereka yang menduduki posisi pimpinan. Tergolong dhapur keris yang langka.
Dhapur Jaka Lola
Ricikan : pejetan, tikel alis, ada-ada sampai ke ujung bilah. Keris dhapur Jaka Lola ini ada pula yang menyebut dhapur Jaga Lola. Sepintas lalu mirip dengan dhapurTilam Upih, bedanya hanya pada ada-ada. Keris dhapur Jaka Lola ini lazimnya berpamor Ujung Gunung.
Dhapur Mesem
Ricikan : lambe gajah dua, kembang kacang, tanpa tikel alis, tanpa sogokan dan bagian belakang juga polos tanpa greneng. Dhapur Musem ini banyak terdapat pada keris tangguh Tuban dan Mataram. Sebagian dhapur Mesem, ujung bilahnya mucuk bung.
Dhapur Pasopati
Ricikan : kembang kacang pogok, lambe gajah dua, sogokan dua, ri pandhan dan gusen. Ada pula pasopati yang tanpa gusen. Ada pula pasopati yang tanpa gusen, lazimnya yang dari tangguh tua. Pada lazimnya keris dhapur pasopati bilahnya agak tebal. Dhapur pasopati kebanyakan memang dari tangguh muda.
Dhapur Wora Wari
Ricikan : kembang kacang, lambe gajah dua, jenggot, greneng komplit, kruwingan dan tikel alis. Sepintas lalu mirip dengan dhapur Sempaner, perbedaan yang pokok yaitu pada jenggot di atas kembang kacang, keris dhapur Wora Wari juga tergolong langka.
Dhapur Sinom
Ricikan : kembang kacang, lambe gajah dua, sraweyan, ri pandhan, sogokan dua. Keris dhapur Sinom biasa dikasih terhadap pemuda yang baru mulai bekerja dengan harapan supaya ia dapat diterima ditempat kerjanya dengan baik. Sepintas lalu, keris dhapur Sinom agak mirip dengan dhapur Kalamisani.
Dhapur Mahesa Kanthong
Ricikan : gandhik panjang sekali, sampai ke pertengahan bilah. Di atas gandhik ada kembang kacang kecil, tanpa jalen. Selebihnya tak ada ricikan lainnya. Keris dhapur Mahesa Kanthong lazimnya berbilah pipih. Keris ini tergolong keris yang langka.
Dhapur Semar Tinandu
Ricikan : kembang kacang dua buah, kiri dan kanan, simetris, sogokan dua, simetris, lambe gajah dan jalen masing-masing juga, kiri dan kanan, simetris. Bilahnya agak pendek, mirip dengan bilah dhapur Bethok. Dibandingi dengan bilah keris pada lazimnya, dhapur Semar Tinandu lebih lebar bilahnya.
Dhapur Cengkrong
Ricikan : gandhik polos, panjang sekali, sampai separuh panjang bilah, tanpa ricikan lain. Wujud bilah betul-betul membungkuk. Bilah keris dhapur Cengkrong pada lazimnya tebal. Tergolong keris yang langka. Keris ini lazimnya dimiliki oleh ulama atau mubaligh.
Dhapur Naga Tapa
Ricikan : Gandhik kepala naga, badan naga menghilang dalam tengah keris, menjadi ada-ada. Ada yang menggunakan thinggil di belakang, ada pula yang tak. Keris dhapur Naga Tapa biasa dipakai oleh orang yang menduduki posisi pimpinan. Keris ini tergolong keris yang langka.
Dhapur Kikik
Ricikan : gandhik menyerupai anjing duduk dengan kaki depan terukir jelas. Selabihnya tanpa ricikan apa-apa. Ada sebagian tipe Kikik yang menggunakan thingil di belakang. Dhapur Kikik ini sering disalah sebutkan sebagai Naga Kikik, meskipun jelas tak ada naganya.
Dhapur Puthut
Ricikan : gandhik membuktikan semacam arca manusia sedang duduk. Ada yang mengatakan, itu sebagai penggambaran seorang pendhita muda (puthut) yang sedang bertapa. Ricikan lain tak ada. Biasanya bilahnya lebar dan agak pendek diperbandingkan dengan bilah keris yang normal.
Dhapur Puthut Kembar
Ricikan : gandhiknya di depan dan belakang, simetris keduanya membuktikan arca puthut saling membelakangi. Bilahnya juga lebar dan agak pendek, seperti yang terdapat pada bilah dhapur keris Bethok. Puthut dan Puthut Kembar banyak ditemui pada keris-keris tangguh tua.
Dhapur Makara
Ricikan : gandhiknya membuktikan kepala raksasa dengan mahkota pendek, semacam mahkota yang biasa dipakai Adipati Karna dalam pewayangan. Selebihnya tak ada ricikan apa-apa. Dhapur Makara ini betul-betul jarang, sebagian diantaranya pernah penulis jumpai menggunakan kinatah emas pada mahkotanya.
Dhapur Jalak Makara
Ricikan : gandhiknya membuktikan kepala raksasa dengan mahkota pendek, ada sogokan dua dengan ukuran normal. Selebihnya tak ada ricikan lain. Keris ini termasuk dalam keris dari dhapur yang langka. Wujud makara pada gandhik biasamya ditatah dengan halus sekali.
Dhapur Manglar Munga
Ricikan : gandhiknya membuktikan kepala seekor gajah dengan belalai menyusun seperti kembang kacang. Di belakang alat pendengaran gajah, ada sayap mengurai ke belakang. Biasanya sayap ini dengan pilin kepala gajah kinatah emas. Cuma ada pada keris tangguh Mataram dan sesudahnya.
Dhapur Turangga
Ricikan : gandhiknya membuktikan kepala seekor kuda sampai ke batas lehernya, rambut surinya melambai ke belakang. Biasannya jambul dan suri rambutnya dan kinatah emas. Selebihnya tak ada ricikan lainnya. Keris dengan dhapur Turangga ini betul-betul langka dan hanya terdapat pada keris tangguh muda.
Dhapur Sujen Ampel
Ricikan : kembang kacang dengan jenggor, ri pandhan bersusun rangkap, lambe gajah dua, badan bilah tebal sekali dengan permukaan bilah nggigir lembu. Keris ini tergolong langka dan hanya ada pada keris tangguh muda dan lazimnya dipergunakan oleh prajurit.
Dhapur Lingiran Tiga
Ricikan : gandhik polos, pejetannya dangkal, bungkulnya besar dan dilanjutkan menjadi ada-ada yang membukit pada salah satu sisinya (lazimnya sisi kanan), sedang pada posisi kiri sebaliknya datar biasa, dengan demikian karenanya potongan penampang lintang bilah kerisnya menjadi mirip segi tiga.
Dhapur Singo Barong
Ricikan : gandhik membuktikan seekor singa jantan dengan phallus mencuat ke depan. Penggambaran singa mirip kilin atau singa kelenteng cina. Di bagian belakang ada yang menggunakan greneng komplit, ada pula yang polos. Dhapur Singa Barong lazimnya kinatah emas.
Dhapur Lar Ngatap
Ricikan : gandhiknya polos, agak panjang, namun tak sepanjang gandhik pada dhapur Mahesa Lajer, pejetannya dangkal, badan bilah di atas gandhik menyempit, namun pada pertengahan bilah melebar, kemudian menciut lagi, lebar bagian tengahnya di atas ukuran normal.
Keris Pusaka Luk Satu
Ada yang beranggapan bahwa Keris Luk Satu ini sesungguhnya tak ada, yang ada hanya keris atau keris luk tiga, luk lima dan seterusnya, namun sebagian lagi beranggapan bahwa keris luk satu ada dan tak ada alasan untuk tak ada. Namun keris luk satu memang langka dan dhapur keris luk satu ini tak banyak variasinya. Di bawah ini akan ditunjukkan tipe-tipe keris luk satu.
Dhapur Kayun atau Kanyun
Ricikan : Gandhiknya polos, tanpa greneng, bilahnya agak tebal, ukuran panjangnya normal, ada yang pakai thingil, namun kebayakan polos tanpa grenen. Dhapur Kayun ini betul-betul jarang ditemui. Garapan kerisnya lazimnya simpel.
Dhapur Manthang
Ricikan : pakai kembang kacang, lambe gajah dua, jalen, dan jalu memet dan di belakang pakai thingil. Bilahnya lebih pipih dari dapur kayun, dan panjang bilahnya normal. Dhapur Manthang ini juga langka dan jarang sekali ditemui.
Keris Pusaka Luk Tiga
Dari bentuknya, secara garis besar, ada dua tipe keris yaitu keris lurus dan keris ber-luk, sebagai senjata jasmaniah, keris lurus berfungsi murni sebagai senjata tikam dan sabet, menjadi senjata yang diandalkan untuk menikam dan merobek tubuh lawannya dan seperti kebajakan senjata tarung lainnya, racun pada keris akan betul-betul menyakiti lawan dan bahkan dapat membunuh meskipun hanya tergores sedikit saja.
Makna spiritual dalam pembuatan keris Luk satu dan Luk tiga hampir sama yaitu sebagai lambang kedekatan manusia dengan Sang Pencipta dan juga sebagai sarana menolong mempercepat tercapainya harapan-harapan sang pemilik keris. Dibandingi keris Luk 1, kegaiban di dalam keris luk 3 lebih dapat menyesuaikan diri dengan situasi psikologis si manusia pemilik keris. Hawa aura energinya juga lazimnya lebih halus dan lebih lembut
Tidak demikian dengan keris ber-luk. Keris ini selain sebagai senjata tikam dan sabet, format luknya juga bermanfaat untuk membendung dan menangkis senjata lawan, tak mudah patah seandainya berbenturan menangkis senjata lawan dan menghasilkan luka yang lebih lebar dan lebih parah seandainya sukses menikam lawan.
Dhapur Wuwung
Ricikan Luk Tiga : gandhik polos tanpa sogokan, tanpa greneng, jadi hampir sama dengan keris dhapur Dhuwung, bedanya pada dhapur Wuwung, bilahnya pakai ada-ada yang cukup jelas. Pun kebanyakan bilahnya nggigir lembu, keris dhapur Wuwung ini termasuk dhapur langka.
Dhapur Dhuwung
Ricikan Luk Tiga : gandhik polos, tanpa sogokan, tanpa greneng, bilahnya datar tanpa ada-ada. Keris dhapur Dhuwung ini termasuk langka, pemiliknya lazimnya mereka yang masih tergolong muda, baik yang masih belum bekerja berharap yang sudah.
Dhapur Mahesa Nempuh
Ricikan Luk Tiga : gandhik polos, pakai greneng, lazimnya bilahnya agak tebal, namun ada-adanya tak jelas. Dhapur Mahesa Nempuh juga tergolong dhapur yang jarang ditemui. Biasanya dimiliki oleh mereka yang masih aktif bekerja atau masih belajar.
Dhapur Tebu Sauyun
Ricikan Luk Tiga : gandhiknya polos, pakai sraweyan dan pakai greneng. Dhapur Tebu Sauyun ini, agak sering ditemui dari ke dua dhapur di atas.
Dhapur Urubing Dilah atau Damar Murub
Ricikan Luk Tiga : gandhik polos, pejetan, tikel alis dan greneng. Ke tiga luk dimulai dari sekitar tiga per empat panjang bilah sampai ke ujung. Dhapur keris Urubing Dilah ini biasa dipakai oleh orang-orang yang dituakan oleh masyarakat sekitarnya.
Dhapur Jangkung
Ricikan Luk Tiga : kembang kacang, sogokan dua, lambe gajah dua, jalen, jalu memet, dan kruwingan memanjang sampai dekat ujung bilah. Keris dhapur Jangkung ini banyak dikasih untuk pemuda yang punya cita-cita tinggi, sebab bentuknya membawa pertimbangan terhindar dari godaan.
Dhapur Jangkung Mangkurat atau Segoro Winotan
Ricikan Luk Tiga : kembang kacang, lambe gajah dua, jalen, dan jalu memet, sogokan dua, yang depan sampai ujung bilah dan yang belakang normal, greneng. Dhapur Jangkung Mangkurat ini sering dipakai oleh pejabat yang punya kekuasaan, supaya lebih langgeng.
Dhapur Campur Bawur
Ricikan Luk Tiga : kembang kacang, lambe gajah, dua jalen dan jalu memet serta jenggot, sogokan dua. Luk pertama dimulai dari tengah-tengah bilah. Keris dhapur Campur Bawur ini juga jarang ditemui sebab agak langka.
Dhapur Bango Dolog
Ricikan Luk Tiga : kembang kacang, lambe gajah dua, jalen dan jalu memet, tanpa sogokan, dan tanpa greneng. Biasanya luk pertama dimulai dari tengah-tengah bilah.
Dhapur Mahesa Nabrang
Ricikan Luk Tiga : kembang kacang, lambe gajah, jalen, jalu memet dan greneng. Wujud keris dhapur Mahesa Nabrang ini diandalkan membawa perlambang untuk terus maju dan menghilangkan sikap ragu.
Dhapur Jangkung Cinarita
Ricikan Luk Tiga : kembang kacang, jalen, jalu memet, tikel alis, pejetan, greneng komplit dan sogokan dua.
Dhapur Mayat Luk Tiga
Ricikan Luk Tiga : kembang kacang, lambe gajah dua, greneng, sraweyan, sogokan hanya satu, di belakang, ukurannya normal. Sogokan di depan disebut Sogokan Kios atau Sogokan Cupet. Jadi hanya yaitu sudut sempit di pojok Blumbangan saja. Keris ini disebut dengan Mayat Luk Tiga sebab ada dhapur Mayat saja yang lurus dan Dhapur Mayat Miring.
Dhapur Jangkung Pacar
Ricikan Luk Tiga : kembang kacang lambe gajah dua, jenggot, sogokan dua, sogokan depan panjang sampai ke ujung bilah, dan tanpa greneng. Sepintas dhapur keris Jangkung Pacar ini mirip dengan Jangkung Mangkurat, bedanya terletak pada greneng.
Dhapur Mahesa Soka
Ricikan Luk Tiga : kembang kacang, jalen, lambe gajah, sogokan dua, keduanya memanjang terus sampai ke ujung bilah. Ada yang menggunakan jenggot dan ada pula yang tak menggunakan jenggot. Keris dhapur Mahesa Soka tergolong jarang ditemui.
Dhapur Naga Lumaksa
Ricikan Luk Tiga : gandhiknya berupa gambar kepala naga dengan dada naga menyentuh bagian ganja, kemudian badannya ke atas meniru luk bilah. Pada wadidang terdapat ri pandha susun atau greneng. Ada pula yang hanya thingil. Dhapur Naga Lumaksa tergolong dhapur langka.
Dhapur Manglar Munga
Ricikan Luk Tiga : gandhiknya berupa gambar patung gajah bersayap dengan buntut menyerupai ekor naga pendek. Ricikan lainnya yaitu greneng ataua ri panda bersusun. Sebagian dhapur Manglar Munga, bagian kepala gajah dan sayap serta buntutnya ditatah dengan hiasan emas/kinatah emas.
Dhapur Naga Jadi-jadian Luk Tiga
Ricikan Luk Tiga : sama dengan di atas, yang membedakan pada gandhik hanya gambar kepala naganya. Badan dan ekor tak tampak, menyatu dengan badan bilah.
Dhapur Liman Luk Tiga
Ricikan Luk Tiga : sama dengan di atas, hanya di bagian gandhik dan bagian tengah sor-soran terdapat gambar gajah secara utuh komplit dengan kaki depan, belakang dan ekornya. Biasanya gambar gajah ini kinatah emas, bahkan ada yang dihias dengan intan atau berlian, ricikan lainnya yaitu greneng.